Menyambut Milad Muhammadiyah, UMKT Gelar Bedah Buku “Dunia Barat dan Islam”
umkt.ac.id, Samarinda – Dalam rangka menyambut Milad Muhammadiyah ke 107 tahun, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) gelar bedah buku yang berjudul Dunia Barat dan Islam karya dr Sudibyo Markus.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gedung E lantai 4 UMKT, Jumat (29/11/2019). Dihadiri Wakil Rektor I UMKT, ketua prodi , dosen – dosen dan ratusan mahasiswa di lingkungan UMKT, turut hadir pula KH. Muhammad Haiban dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Diskusi ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor I UMKT Ghozali MH, Ph.D dengan narasumber yaitu Sudibyo Markus yang merupakan penulis “Dunia Barat dan Islam”.
sebagai pendamping pemateri hadir pula KH. Muhammad Haiban selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltim dan Pastor Dr. Moses Komela Avan, Pr dari Keuskupan Agung Samarinda.
Dalam penyampaiannya Pastor Moses menyampaikan, dari segi konten buku tersebut mampu menghadirkan bahan yang sangat lengkap. Menurutnya buku ini sangat komprehensif karena mampu menyajikan interaksi dunia barat yang punya values kekristenan dengan Islam.
“Ada periode semula yang memiliki cakrawala tersendiri, lalu berkembang keduanya, akhirnya memiliki cakrawala bersama. Itu pandangan tentang nilai-nilai universal yang menjadi konsen keduanya di masa sekarang,” ujarnya.

Pastor Moses juga mengapresiasi kegiatan literasi yang mewadahi diskusi-diskusi keagamaan di lingkungan akademik.
“kegiatan seperti ini sangatlah baik khususnya di dunia akademik, karena di dalam akademik harus bisa objektif dalam melihat sesuatu, khususnya nilai – nilai peradaban,” katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Muhammad Haiban menyampaikan bahwa hadirnya buku ini mampu memberikan wawasan yang baik di masa sekarang agar terhindar dari isu agama.
“buku ini memberikan wawasan untuk kita semua agar tidak lagi mudah di kotak – kotakkan. Pandangan kemanusiaan itulah yang kita gunakan untuk menghindari konflik”
Disisi lain dalam pemaparannya, dr. Sudibyo Markus menyadari bahwa telah terjadi benturan peradaban antara dunia barat dan Islam. sentimen keagamaan yang menjadikan jarak dunia barat dan Islam cukup dalam.

Hal tersebut harus ada yang menjembatani agar mampu mempererat dan membangun peradaban. Tentu saja hal ini tidak mudah, sambung dia, namun dalam konteks perdamaian, langkah – langkah untuk menghadirkan kebersamaan dan cinta damai itu harus ada.
“Zaman sudah tidak lagi sama, sudah bukan lagi saatnya untuk mengurus permusuhan masa lalu. dialog yang lebih konkret harus di kedepankan, dialog filsafat atau teologi tidak lah cukup dan optimal. Yang optimal adalah dialog membangun permasalahan umat, seperti stunting, kemiskinan, isu lingkungan, kematian ibu saat melahirkan dan lainnya,” imbuh dr Sudibyo.