
Potensi Logam Tanah Jarang (Rare Earth Element) di Kalimantan Timur: Menakjubkan!
Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Timur (BRIDA Pemprov. Kaltim) melakukan kegiatan paparan hasil penelitian (expose), bertajuk “Survei Tinjau Geologi Riset Eksplorasi Tanah Jarang (Rare Earth Element) di Provinsi Kalimantan Timur”. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Harris, Samarinda (15/11/23) ini berlangsung secara luring dan daring dengan menyimak paparan dari ketua tim dan narasumber yang dimoderasi anggota tim, dilanjutkan diskusi.
Kepala BRIDA Pemprov. Kaltim, Dr. M. Ir. H. Fitriansyah, ST, MM pada sambutannya menyampaikan berharap akan banyak data riset yang dperoleh dan dapat didayagunakan untuk bahan tindak lanjut pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kalimantan Timur, dan bermanfaat untuk pengembangan kawasan Kalimantan Timur maupun secara nasional.
Dr. Ery Arifullah, S.T., M.T. sebagai ketua tim (dosen prodi Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur) menyampaikan paparan peran ahli geologi dalam upaya menginventarisasi potensi sumberdaya geologi, satu di antaranya adalah Rare Earth Element (REE). Dr. Ir. I Gde Sukadana, S.T.,M.Eng. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional menyampaikan perihal kemungkinan keterdapatan REE pada kondisi berikut (1) endapan plaser yang terkait dengan keberadaan timah, (2) endapan laterit yang berhubungan dengan keberadaan endapan bauksit dan nikel laterit, (3) hasil pelapukan granitoid, (4) pasir besi, (5) batuan volkanik beralkalin, (6) Fly Ash Bottom Ash (FABA) batubara. M. Gazali Rachman, S.T., M.T. dari program studi Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta menjelaskan tentang potensi pengayaan REE pada abu hasil pembakaran batubara dengan studi kasus di kawasan PLTU Ombilin.
Ni’matul Azizah Raharjanti, S.T., M. Eng (anggota tim peneliti dan dosen Teknik Geologi FST UMKT) bertindak selaku moderator dan mencatat beberapa hal terkait diskusi, meliputi (1) pemahaman integratif tentang tata ruang wilayah diperlukan untuk menyelaraskan kegiatan pemanfaatan REE di masa mendatang, (2) Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia siap untuk mendukung aktifitas terkait REE, (3) alasan pemilihan lokasi di Muara Wahau, Kaltim dan potensi lokasi lainnya di Kaltim, (4) regulasi dan pemanfaatan REE yang masih menjadi tantangan karena sejauh ini belum ada aktifitas nyata terkait ekstraksi dan pemanfaatannya di Indonesia.
Hadir pula pada kegiatan ini, dari unsur perguruan tinggi meliputi prodi Teknik Geologi dan Geofisika dari Universitas Mulawarman, prodi Teknik Geologi dan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia Pengurus Daerah Kaltim, Dinas Energi Sumber Daya Mineral Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Ikatan Ahli Perencanaan Daerah Kalimantan Timur dan pihak lain yang terkait. (faj)